Remaja sensitif? Remaja itu menurut saya mustinya sensitif banget…. gimana nggak?? Contohnya baru lihat pacar deket-deket sama orang lain aja kita langsung cemas, galau, dsb kan? Begitu juga sama orang lain misalnya aja kalau kita lihat ada anak kecil yang lagi menangis di tepi jalan, kita musti nanyain “Kok nangis, Dek?”, dll. Ya kan? Soalnya remaja itu kan masih mempunyai semangat yang mengebu-gebu, badan yang segar bugar, dan masih mencari jati diri. Makanya, mumpung kita masih muda kita wajib tuh bersikap sensitif, tapi jangan berprasangka buruk tentunya, hehehe. Tapi…… ada salah satu dari sekian banyak hal yang mulai mencuri kesensitifan remaja dan sekarang pengaruhnya mulai merajarela. Apa itu?? Ya! Gadget!!
HASIL : TIDAK MENANG
Gadget. Hm…….. kalian tahu nggak sih apa itu gadget? Masa anak muda zaman sekarang nggak tahu?? Pasti tahu dong. Lain ceritanya kalau kamu tinggal di kampung pedalaman terisolir yang bahkan spanduk caleg pun nggak masuk, hahaha. Gadget itu hampir menjadi salah satu dari kebutuhan pokok remaja saat ini. Kita kan sama-sama tahu kalau remaja itu emosinya masih belum stabil, jadi mereka itu butuh tempat untuk menghabiskan waktu mereka sekaligus menuangkan perasaan mereka kan?? Nah, jadilah gadget sebagai sarana untuk menyalurkan itu.
Namun, ada pengaruh buruk yang mengintai dari belakang dan mulai menghancurkan kesensitifan kita. To the point, kan banyak tuh kita melihat ada orang yang terlalu sibuk melototin gadgetnya sampai-sampai bokap yang lagi tidur di lantai nyandung kita, hahaha. Mirisnya, saking terlalu sibuk dengan gadgetnya. Remaja mulai TIDAK PEDULI dengan lingkungan sekitarnya. Entah mereka benar-benar tidak peduli atau pura-pura tidak peduli. Hanya mereka dan Tuhan yang tahu.
Berikut beberapa contoh ketidaksensitifan remaja dari pengalamatan saya :
1. Kita terlalu sibuk mainin gadget di atas angkutan umum, sampai-sampai orang tua renta yang tidak kuat untuk berdiri tidak kita pedulikan. Seharusnya : Kita sebagai remaja yang sensitif memberikan tempat duduk kita pada nenek itu, anak muda masa nggak kuat berdiri??
2. Kita terlalu sibuk mainin gadget di jalan, sampai-sampai teman, kakak kelas sampai guru kita pun tidak kita sapa. Seharusnya : Kita simpan dulu gadget kita, kalaupun terpaksa sempatkanlah untuk menyapa mereka juga
3. Saat ada diskusi kelompok di rumah teman kita malah sibuk dengan gadget masing-masing sehingga hasil diskusinya nggak maksimal. Seharusnya : Kita selesaikan dulu diskusinya. Sensitiflah! Kalau sudah kelar baru urusan masing-masing.
4. Saat ada acara jamuan, dsb setelah acaranya selesai kita malah langsung comot gadget kita. Seharusnya : Alangkah baiknya jika kita bercakap-cakap sekedar mempererat silaturahmi
5. Kita minta gadget yang mahal dan kalau bisa yang terbaru pada orangtua kita. Apa kalian nggak mikirin gimana orangtua kalian?? Seharusnya : Kita musti sensitif juga pada keuangan orang tua kita, dan nggak maksain kalau orang tua kita nggak sanggup
Kita mulai membuang rasa kesensitifan kita yang merupakan bawaan dari lahir dan merupakan anugerah gratis dari Tuhan, hanya karena sebuah benda buatan manusia yang bahkan harus kita beli. Tidakkah kita seharusnya mensyukuri itu? Kalau terus-terusan begini, bisa-bisa generasi kita mendatang mulai membuang anugerah Tuhan itu dan menggap seolah-olah gadget itu adalah sahabat sejati mereka yang abadi dan selalu peduli pada mereka. Maukah kita seperti itu?? Tentu tidak kan sobat??
Saya tidak meminta anda untuk membuang gadget atau apapun itu yang membuat kesensitifan anda pada orang lain berkurang. Kita sekarang berada di era digital, apalagi jika kita itu seorang remaja. Kita juga tidak boleh ketinggalan zaman dari orang lain atau kita yang merupakan aset negara di masa depan berkurang kualitasnya. Kenapa kita musti sensitif sama hal yang katanya sensitif? Karena kita ini merupakan makhluk sosial dan kita tidak bisa mengingkari pemberian Tuhan ini dengan membohongi perasaan kita. Karena KITA REMAJA dan KITA SENSITIF.
Daripada mengedepankan ego masing-masing dan pura-pura tidak tahu pada lingkungan sekitar serta “sok sibuk” dengan gadgetnya lebih baik kita mulai dari sekarang untuk membuka mata dan telinga kita pada lingkungan sekitar serta mengulurkan tangan pada orang yang membutuhkan. Kita tidak tahu saja apa hal yang akan terjadi jika kita mulai sensitif pada orang lain, bisa saja kelak kita akan membutuhkannya, ataupun kita bisa mendapat teman baru, juga bisa untuk mempererat persaudaran kita, malahan bisa jadi orang itu menjadi jodoh kita kan? wkwk. Bukan tidak mungkin kan sahabat remaja?? #peka #sensitif #peduli
Tidak ada yang salah jika kita menjadi sensitif, karena itu juga merupakan salah satu pemberian Tuhan. Setahu saya, setiap pemberian Tuhan itu selalu baik asalkan kita juga selalu benar menggunakannya dan tidak berlebihan (No Hypersensitive and No Hiposensitive). Akhir kata, semoga kalimat ini memotivasi sahabat semua.
Namun, ada pengaruh buruk yang mengintai dari belakang dan mulai menghancurkan kesensitifan kita. To the point, kan banyak tuh kita melihat ada orang yang terlalu sibuk melototin gadgetnya sampai-sampai bokap yang lagi tidur di lantai nyandung kita, hahaha. Mirisnya, saking terlalu sibuk dengan gadgetnya. Remaja mulai TIDAK PEDULI dengan lingkungan sekitarnya. Entah mereka benar-benar tidak peduli atau pura-pura tidak peduli. Hanya mereka dan Tuhan yang tahu.
Berikut beberapa contoh ketidaksensitifan remaja dari pengalamatan saya :
1. Kita terlalu sibuk mainin gadget di atas angkutan umum, sampai-sampai orang tua renta yang tidak kuat untuk berdiri tidak kita pedulikan. Seharusnya : Kita sebagai remaja yang sensitif memberikan tempat duduk kita pada nenek itu, anak muda masa nggak kuat berdiri??
2. Kita terlalu sibuk mainin gadget di jalan, sampai-sampai teman, kakak kelas sampai guru kita pun tidak kita sapa. Seharusnya : Kita simpan dulu gadget kita, kalaupun terpaksa sempatkanlah untuk menyapa mereka juga
3. Saat ada diskusi kelompok di rumah teman kita malah sibuk dengan gadget masing-masing sehingga hasil diskusinya nggak maksimal. Seharusnya : Kita selesaikan dulu diskusinya. Sensitiflah! Kalau sudah kelar baru urusan masing-masing.
4. Saat ada acara jamuan, dsb setelah acaranya selesai kita malah langsung comot gadget kita. Seharusnya : Alangkah baiknya jika kita bercakap-cakap sekedar mempererat silaturahmi
5. Kita minta gadget yang mahal dan kalau bisa yang terbaru pada orangtua kita. Apa kalian nggak mikirin gimana orangtua kalian?? Seharusnya : Kita musti sensitif juga pada keuangan orang tua kita, dan nggak maksain kalau orang tua kita nggak sanggup
Kita mulai membuang rasa kesensitifan kita yang merupakan bawaan dari lahir dan merupakan anugerah gratis dari Tuhan, hanya karena sebuah benda buatan manusia yang bahkan harus kita beli. Tidakkah kita seharusnya mensyukuri itu? Kalau terus-terusan begini, bisa-bisa generasi kita mendatang mulai membuang anugerah Tuhan itu dan menggap seolah-olah gadget itu adalah sahabat sejati mereka yang abadi dan selalu peduli pada mereka. Maukah kita seperti itu?? Tentu tidak kan sobat??
Saya tidak meminta anda untuk membuang gadget atau apapun itu yang membuat kesensitifan anda pada orang lain berkurang. Kita sekarang berada di era digital, apalagi jika kita itu seorang remaja. Kita juga tidak boleh ketinggalan zaman dari orang lain atau kita yang merupakan aset negara di masa depan berkurang kualitasnya. Kenapa kita musti sensitif sama hal yang katanya sensitif? Karena kita ini merupakan makhluk sosial dan kita tidak bisa mengingkari pemberian Tuhan ini dengan membohongi perasaan kita. Karena KITA REMAJA dan KITA SENSITIF.
Daripada mengedepankan ego masing-masing dan pura-pura tidak tahu pada lingkungan sekitar serta “sok sibuk” dengan gadgetnya lebih baik kita mulai dari sekarang untuk membuka mata dan telinga kita pada lingkungan sekitar serta mengulurkan tangan pada orang yang membutuhkan. Kita tidak tahu saja apa hal yang akan terjadi jika kita mulai sensitif pada orang lain, bisa saja kelak kita akan membutuhkannya, ataupun kita bisa mendapat teman baru, juga bisa untuk mempererat persaudaran kita, malahan bisa jadi orang itu menjadi jodoh kita kan? wkwk. Bukan tidak mungkin kan sahabat remaja?? #peka #sensitif #peduli
Tidak ada yang salah jika kita menjadi sensitif, karena itu juga merupakan salah satu pemberian Tuhan. Setahu saya, setiap pemberian Tuhan itu selalu baik asalkan kita juga selalu benar menggunakannya dan tidak berlebihan (No Hypersensitive and No Hiposensitive). Akhir kata, semoga kalimat ini memotivasi sahabat semua.
“ Menolong Orang Lain Mungkin tidak akan Mengubah Dunia, akan tapi Dunia Berubah untuk Orang itu“